Capek-Capek Kerja, Dikira Cuma Buat Nyicil Ninja


michaelmarbles.com

PART I

Bangun tidur di pagi hari jam setengah lima,
Sholat subuh, mandi, terburu-buru mengejar kereta,
Seperti biasa, saya pergi dari rumah untuk kembali ke rumah kedua.
Tempat saya bekerja banting tulang, untuk 10 jam ke depan lah kira-kira.

Siang hari jam 12, bel istirahat kantor menggema
Bergegas ke kantin bersama seribu kolega lainnya
Harus bergegas! Karena jam istirahat hanya 40 menit saja
Tidak boleh malas antri! Kalau malas, nanti kehabisan lauk karena kolega lainnya

Akhirnya makan, nasi pecel favorit saya
Lumayan untuk mengisi tenaga
Untuk bekerja 5 jam berikutnya
Karena masih banyak mesin-mesin yang harus dibersihkan demi pak bos tercinta

Kembali ke ruangan kerja saya
Agak remang-remang, namun tidak gelap gulita
Kadang buat mata saya sakit, kadang saya pikir untuk coba periksa
Tapi sayang, saya tidak punya asuransi untuk mata

5 jam berlalu, tidak terasa sudah jam 6 saja
Harusnya ini waktunya pulang, tapi kemungkinan lembur di depan mata
Tak sangka 10 jam kerja belum cukup untuk saya menyelesaikan semuanya
Apa karena kerjaannya banyak? atau karena saya yang tidak berkinerja?

Saya menatap teman di sebelah saya yang masih giat bekerja
Tangannya hilang sebelah, karena malfungsi mesin pabrik dahulu kala
Yang buat dia tetap harus bekerja hanya menggunakan tangan kirinya
Sudah dapat kejadian naas, tetap saja tiap kerja dia tidak coba pakai pengaman
Entah karena dia tak mau, atau karena kantor tidak bisa berikan?

Tugas dia sama, membersihkan mesin pabrik dan produksi besi, seperti saya yang normal-normal saja
Malu dengan diri saya, dia saja tangan satu tangan masih mampu kerja
Saya gak boleh ngeluh, gak boleh kalah kinerja!
Biar Pak Bos tetap sayang sama saya
Jadi gaji saya tidak telat turunnya

Saya tatap akuarium ikan di sebelah timur saya
Ikan-ikan itu berenang dengan senangnya
Di air akuarium yang jernih adanya
Diletakkan di tengah pabrik remang-remang yang tidak gelap gulita
Dengan suara-suara mesin yang amat sangat bising
Yang tidak jarang suaranya menusuk kuping
Tahan saja ikan-ikan ini, seakan tidak pernah pening
Sempat bertanya kenapa ada akuarium di tengah pabrik
Kata Pak Bos "biar gak bosen ngeliat mesin, nih dikasih yang cantik-cantik"
Baiknya Pak Bos, peduli sama buruhnya
Sering saya melihat akuarium itu dekat-dekat dengan sengaja
Siapa tau masalah mata saya bisa hilang tanpa harus diperiksa
Dengan melihat indahnya akuarium kecil kantor saya

Akhirnya pekerjaan selesai, waktu menunjukkan pukul tujuh malam
Kira-kita butuh waktu satu jam untuk saya sampai ke kediaman
Beli gorengan dulu untuk anak-anak saya yang minta makan
Tapi mungkin pas saya sampai rumah, mereka sudah ketiduran
Gak apa, mereka sudah biasa saya tinggalkan

Besok, saya akan hadapi lagi hari yang sama hingga Sabtu tiba

------------------------------------------------------------------------------------------------

PART 2

Stress, stress bukan kepalang
Bergetar tangan pas saya lihat surat PHK di tangan
Amarah merasuk ke diri saya, gemas menanyakan
"Saya salah apa?! Kenapa kinerja saya?! Kok PHK sembarangan?!"
Apakah Bos gak mikir saya punya keluarga untuk diberi makan??
Kalau takut Corona, harusnya kasih proteksi, bukan PHK karyawan!
Emang duit bisa dikais di jalanan?

Geram, marah, naik pitam.
Tiap hari bolak-balik naik kereta
Lembur kerja, sakit telinga, sakit mata
Semua demi kinerja depan Bos saya
Ujung-ujungnya dipecat juga
Menyesal saya berniat bikin Anda bangga
Diambil semua hak saya, bahkan hak berekspresi saya
Corona...corona, gara-gara anda berabe semua!

Duduk terdiam di rumah, tak ada harapan soal kerjaan
Yang cuma bisa saya lakukan adalah menyuarakan keresahan
Kurang susah apa saya?
Kurang membutuhkan apa saya?
Sudah naas begini, masih saja ada yang hina status saya
Apa karena saya rakyat miskin, jadi saya gak boleh bersuara?
Apa karena tersemat profesi 'buruh' kepada diri saya, jadi keluhan saya gak valid ya?

Masih saja dikira nuntut hak saya
cuma buat beli motor ninja
Boro-boro ninja, makan aja uangnya gak ada!
sadarkah anda-anda semua
kalau anda buruh juga?

Comments

Post a Comment

Popular Posts