Kontradiksi



Art by @ask__the__dust

Allah kasih aku anugerah, diberikanNya aku penampilan yang cantik. Dari kecil sampai sekarang, aku tak pernah lepas dari sebutan “cantik”. Baiknya.

Allah juga kasih aku kekurangan. Aku gak pede, amat sangat pemalu. Dari kecil sampai sekarang, aku punya perasaan takut dilihat orang. Tak apa.

Aku cantik, aku tak percaya diri
Aku bermimpi, aku ingin dikenang orang walau sudah tiada nanti
Aku pikir, aku mau memintarkan diri
Agar orang-orang lihat aku dari intelejensi
Bukan hanya paras jasmani

Namun sebanyak aku dipuji “cantik”, seringkali juga pujian itu mencekik.
Semua yang kudapat, dikaitkan karena parasku menarik.
Kamu menang award karena kamu cantik
Kamu dapat kerja bagus karena kamu cantik
Kamu dapat klien karena kamu cantik
Kamu ditawar kerja sanasini karena kamu cantik
Kamu punya jabatan tinggi karena kamu cantik
Kamu pintar,
karena kamu cantik..

Benarkah?

Apa hasil usahaku bermuara karena aku cantik?

Apa kerja kerasku dipandang karena aku cantik?

Benar begitu?

“Apa sih yang buat kamu gak pede, kamu itu cantik”

Kenapa aku gak pede?

Aku itu cantik.

Kucoba ikuti, aku berusaha
Melawan kata tidak bisa
Aku coba, pampang muka
Yang katanya indah rupa

Lihat, kemudian tumbuh pengakuan
Bahwa benar adanya aku rupawan
Cantik wajah, elok tubuh, seakan tiada kekurangan
Ribuan pasang mata tertuju, pada paras yang meyakinkan...

...serta merta membawa tanya,
Mengapa kamu tidak tinggi?
Mengapa matamu cacat?
Mengapa kamu punya tahi lalat?
Mengapa pahamu besar?
Mengapa kamu gemuk?
.
.
.
“Mengapa kamu tidak sempurna?”

Benarkah aku harus sempurna?
Wanita di cermin, ku ingin tanya, benarkah aku harus sempurna?

Karena aku tidak dapat menggotong kesempurnaan,
Sungguh aku tak kuat dengan pertanggungjawaban
Aku tak sanggup membawa kat sempurna saat aku berjalan
.
.
Allah MahaBaik, kemudian diberikannya aku kekurangan manusia
Wajahku dipenuhi luka
Buat aku terlihat buruk rupa
Buat orang melihatku dengan rasa iba
Dalam hati aku gembira, tidak lagi aku disebut cantik rupa, dituntut menjadi sempurna
.
.
.
“Kamu hancur”
“Kamu jelek”
“Sekarang orang takut melihatmu”
“Dengan wajah ini, kamu tak akan dapat apapun”
“Sia-sia usahamu dengan wajah begini”


Kurangkah aku?
Sia-siakah usahaku?
Setelah ku berusaha, jadi pintar, jadi cantik, jadi percaya diri, kurangkah aku?

Apakah aku kurang baik?
Apa aku kurang menarik?
Apa aku kurang cantik?
Apa segala usahaku selalu dilihat dari fisik?

Apa aku...hanya raga?
Apa aku bukan jiwa?

Aku hanya ingin
Dikenang
Saat jiwaku pergi melayang

Hanya itu saja...

Apa aku...
...
Kurang?

Comments

Popular Posts